Qoul=6

1] “Tergesa-gesa adalah dari setan, kecuali pada lima hal : Menjamu tamu apabila ia telah datang, menyelenggarakan jenazah apabila telah meninggal, menikahkan seorang gadis apabila telah umurnya, membayar hutang apabila telah menjadi kewajibanya dan bertaubat apabila telah tercampakkan kedalam suatu dosa.” (Hatim al-A’shom)

——————————————————

2] Umar bin Abdul Aziz berkata : “Ada tiga hal yang apabila telah ada pada diri seseorang maka ia telah sempurna :

  1. Apabila ia marah, kemarahanya tidak mengeluarkanya dari kebenaran
  2. Apabila ia ridha, keridhaannya tidak memasukannya kepada kebathilan
  3. Dan apabila ia berkuasa, ia memaafkan dan berlaku aman.”

——————————————————

3] Sahabat Ibnu Mas’ud Ra berkata :

وإني لا أكره أرى الرجل فارغا ليست في عمل الأ خرة ولا في عمل الدنيا

“Sungguh saya benci melihat seseorang yang menganggur, tidak mengerjakan urusan dunia maupun akhirat. (Siyar A’lamin Nubala, 4/ 585).

——————————————————

4] Sahabat Ibnu Mas’ud Ra berkata :

لا يكون المرء تقيا حتى  يكون عالما ولن يكون عالما حتى يكون به عاملا

“Seorang tidaklah bertakwa sehingga ia berilmu, dan tidaklah seseorang berilmu sampai ia mengamalkan ilmu yang telah ia ketahui (Hayatu Ash-Shahabat, 3/ 244).

——————————————————

5] Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu berkata :

الصبر كنز من كنوز الخير لا يعتيه الله عز وجل إلا لعبد كريم

“Kesabaran itu salah satu dari perbendahara’an yang baik, Allah swt tidak akan memberikan kesabaran kecuali kepada hamba-hamba yang mulia disisinya (Minhajul Qasidien, 272).

——————————————————

6] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta’ala berkata :

فَدِيْنُ اْلمُسْلِمِيْنَ مَبْنِيٌّ عَلَى كِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ وَمَا اتَّفَقَتْ عَلَيْهِ اْلأَئِمَّةُ، فَهَذِهِ الثَّلاَثَةُ أَصُوْلٌ مَعْصُوْمَةٌ (مجموعة فتاوى ابن تيمية 20/164)

“Agama kaum muslimin dibangun atas dasar; mengikuti kitabullah, Sunnah Rasul-Nya dan kesepatakan para imam (ijma’)” (lihat Majmu’ah Fatawa Ibnu Taimiyah 20/164).

——————————————————

7] Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata :

إِنَّكُمْ سَتَجِدُوْنَ أَقْوَامًا يَزْعُمُوْنَ أَنَّهُمْ يَدْعُوْنَكُمْ إِلَى كَتَابِ اللهِ وَقَدْ نَبَذُوْهُ وَرَاءَ ظُهُوْرِهِمْ فَعَلَيْكُمْ بِالْعِلْمِ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّبَدُّعَ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّنَطُّعَ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّعَمُّقَ وَعَلَيْكُمْ بِالْعَتِيْقِ (رواه اللالكائي في شرح أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة 1/97)

“Kalian akan menemui golongan-golongan yang mengaku mengajak kalian kepada kitabullah, padahal mereka menaruhnya dibelakang punggung mereka. Maka kalian harus berilmu dan janganlah berbuat bid’ah, janganlah berlebih-lebihan dalam beramal ataupun perkataan dan berpeganglah kepada para pendahulu (salaf) (HR. Al-Lalika’iy, Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnah wal Jama’ah 1/97).

——————————————————

8] Asy-Sya’bi berkata :

عَلَيْكَ بِآثَارِ السَّلَفِ وَإِنْ رَفَضَكَ النَّاسُ وَإِيَّاكَ وَآرَاءَ الرِّجَالِ وَإِنْ زَخْرَفُوْهَا لَكَ بِالْقَوْرِ (إعلام الموقعين 1/152)

“Berpeganglah kepada peninggalan para salaf walaupun karenanya kamu ditolak oleh orang banyak, jauhilah pendapat para tokoh, walaupun mereka menghiasi perkataan mereka.” (I’lamul Muwaqi’in, Ibnu Qoyim Al-Jauziyah 1/152).

——————————————————

9] Abdullah bin Mas’ud radhiyaallahu ‘anhu berkata :

مَنْ كَانَ مُتَأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ n فَإِنَّهُمْ أَبَرُّ قُلُوْبًا وَأَعْمَقُهَا عِلْمًا وَأَقَلُّهَا تَكَلُّفًا وَأَقْوَمُهَا هَدْيًا وَأَحْسَنُهَا حَالاً، قَوْمٌ اِخْتَارَهُمُ الله ُلِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ وَإِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَهُمْ وَاتَّبِعُوْا آثاَرَهُمْ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى اْلهُدَى اْلمُسْتَقِيْمِ (إعلام الموقعين 4/139)

“Barangsiapa yang mengikuti seseorang  hendaklah ia mengikuti para sahabat Rasulullah n . Karena sesungguhnya hati mereka adalah sebaik-baik hati  manusia. Ilmu mereka adalah sedalam-dalam ilmu manusia. Mereka paling sedikit bebannya (tidak mengadakan urusan-urusan yang memberatkan diri), paling lurus jalan (hidup)nya dan paling baik keadaan akhlaknya. Suatu kaum yang dipilih oleh Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya, maka ketahuilah  keutamaan mereka dan ikutilah atsar-atsarnya (jejak langkahnya) karena sesungguhnya mereka berada di atas jalan yang lurus.” (I’lamul Muwaqi’in 4/139).

——————————————————

10] Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib  radhiyallahu ‘anhu berwasiat :

اِرْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْئِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُوْنٌ، فَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَآءِ اْلآخِرَةِ وَلاَ تَكُوْنُوْا مِنْ أَبْنَآءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلاَ حِسَابٌ وَغَدًّا حِسَابٌ وَلاَ عَمَلٌ

“Dunia akan pergi berlalu, dan akhirat akan datang, dan keduanya mempunyai anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya pada hari ini hanya ada amal tanpa hisab (perhitungan), dan besok hanya ada hisab (perhitungan) tanpa amal.” (HR. Bukhori secara Mu’allaqa).

  1. April 29, 2011 at 3:50 am

    OK… LANJUTKAN

    • May 30, 2011 at 5:53 am

      Siiiiip dahhhh,,,,

  2. azmy
    April 24, 2012 at 2:02 pm

    izin ikut download…

  1. No trackbacks yet.

Leave a reply to azmy Cancel reply